Rodri Unggul Jauh Atas Vinicius, Florentino Pérez Kritik Sistem Voting Ballon d'Or
VAZnews.com - Presiden Real Madrid, Florentino Pérez, melontarkan kritik keras terhadap perubahan sistem pemungutan suara Ballon d'Or dalam pidatonya pada Rapat Umum Tahunan klub.
Pérez menyoroti adanya ketidaksesuaian antara pernyataan resmi UEFA dan kenyataan di lapangan terkait mekanisme voting. Ia menilai perubahan ini memengaruhi kredibilitas penghargaan bergengsi tersebut, yang seharusnya mencerminkan keadilan dan independensi.
“Sangat sulit menjelaskan mengapa pemain Real Madrid (Vinicius Junior) )tidak memenangkannya. Ada hal-hal yang sangat mengejutkan terjadi,” ujar Pérez.
Ia juga mengungkapkan alasan absennya Real Madrid dalam acara penganugerahan Ballon d'Or tahun ini, sebagai bentuk protes terhadap sistem baru yang dinilainya bermasalah.
Salah satu perubahan yang disorot Pérez adalah peningkatan jumlah pemain yang harus dipilih dalam voting dari lima menjadi sepuluh. Selain itu, ia juga mengkritisi kenaikan poin maksimum untuk seorang pemain, yang sebelumnya enam poin, menjadi lima belas poin.
Menurut Pérez, perubahan ini memungkinkan distribusi suara menjadi kurang adil dan cenderung merugikan pemain tertentu.
Tak hanya itu, Pérez juga mempertanyakan kualitas dan kredibilitas beberapa jurnalis yang diundang untuk berpartisipasi dalam voting. Ia menyebutkan bahwa beberapa negara besar dengan basis penggemar sepak bola yang kuat tidak terwakili dalam pemungutan suara, sementara negara-negara kecil dengan populasi minim tetap diberi hak suara.
“Bagaimana mungkin sistem ini disebut adil jika tidak ada representasi dari negara-negara besar? Ini jelas mengurangi legitimasi penghargaan,” tegasnya.
Kritik ini memperlihatkan betapa seriusnya Pérez dalam membela nama besar Real Madrid dan para pemainnya yang merasa layak untuk meraih penghargaan tersebut.
Meski begitu, Pérez juga mengakui bahwa kemenangan Rodri dengan sistem baru maupun sistem lama tetap tidak dapat dihindari. Namun, ia tetap menilai bahwa perubahan sistem tersebut harus dievaluasi secara menyeluruh untuk mengembalikan integritas penghargaan.
Gelandang Manchester City itu memperoleh 1.170 poin dengan rincian terpilih sebagai pemain terbaik sebanyak 49 kali, kedua sebanyak 22 kali, ketiga sembilan kali, keempat empat kali, dan kelima tiga kali.
Sementara pemain Madrid, Vinicius berada di posisi kedua dengan 1.129 poin setelah terpilih 35 kali sebagai pemain terbaik, 31 kali sebagai kedua, 13 kali sebagai ketiga, lima kali sebagai keempat, dan enam kali sebagai kelima.
Pada akhirnya, kritik ini membuka diskusi lebih luas di dunia sepak bola mengenai transparansi dan independensi penghargaan Ballon d'Or. Banyak pihak kini menanti tanggapan UEFA dan penyelenggara terhadap keluhan Pérez.