Bambang Brodjonegoro Bagikan Perjalanan Investasi, Properti Jadi Pilihan Utama
Foto: detikcom
VAZNEWS.COM - Komisaris Utama PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk, Bambang Brodjonegoro, berbagi pengalaman mengenai perjalanan investasinya yang dimulai sejak masa sekolah. Ia mengungkapkan bahwa kebiasaan sederhana menabung melalui program Tabanas (Tabungan Pembangunan Nasional) pada era 1970-1980-an menjadi dasar kesadaran keuangannya.
"Meskipun ini bukan investasi dalam pengertian yang kita bayangkan, tapi paling tidak pada saat itu ya kesadaran menabung pun masih sangat rendah. Jadi saya melakukan sesuatu yang waktu itu masih relatif langka di Indonesia," kata Bambang, mengutip dari laman kontan.co.id.
Langkah Bambang semakin berkembang setelah menyelesaikan pendidikan di Amerika Serikat. Saat itu, ia mulai mengenal instrumen keuangan modern, seperti tabungan dan kartu kredit, melalui Citibank. Eksposurnya terhadap investasi semakin dalam ketika bank tersebut memperkenalkan berbagai instrumen investasi, termasuk saham.
"Waktu lagi musimnya IPO, orang mengantre mendapat kesempatan IPO dan berharap meraih gain setelah beberapa saat memegang saham," ujarnya.
Investasi saham pertama Bambang adalah pada saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO), yang dipilih karena latar belakang ayahnya sebagai Menteri Pertambangan.
Namun, seiring waktu, Bambang beralih fokus pada instrumen investasi yang lebih stabil seperti properti, reksadana, dan bancassurance.
"Jadi itu kira-kira reksa dana, bancassurance, dan waktu itu didahului dengan beli saham yang kemudian tidak aktif," jelasnya.
Properti menjadi investasi dominan dalam portofolionya. Dengan prinsip dasar bahwa harga tanah tidak mungkin turun, Bambang mulai berinvestasi properti sejak awal 2000-an.
"Properti pertama saya adalah sebuah apartemen kecil di Thamrin Residence, hanya dengan dua kamar tidur," ungkapnya.
Kini, komposisi investasinya mencakup properti (60%), Surat Berharga Nasional (SBN) (20%), reksadana (10%), serta bancassurance dan reksadana pasar uang (10%). Untuk properti, ia mempercayakan manajemen penyewaan kepada pihak ketiga, sementara instrumen keuangan dikelola dengan bantuan relationship manager dari bank.
Bambang juga menekankan pentingnya diversifikasi dalam investasi. "Don't put everything in one basket," tegasnya. Ia menyarankan pemula untuk membagi investasi mereka antara properti dan instrumen keuangan guna mengurangi risiko.