Gus Miftah Prank Penjual Es Teh: Bercanda atau Penghinaan?
VAZnews.com - Sebuah video interaksi Gus Miftah dengan penjual es teh viral di media sosial dan memicu perdebatan. Dalam video tersebut, Gus Miftah terlihat melakukan prank kepada penjual es teh di acara Magelang Bersholawat.
Ucapannya, seperti “Yo kono didol, goblok,” dianggap sebagian netizen sebagai penghinaan. Netizen ramai-ramai mengkritik keras tindakan tersebut.
Salah satu kritik datang dari Umar Hasibuan yang menilai guyonan itu tidak sesuai dengan ajaran Rasulullah. "Rasulullah gak pernah mengajarkan kita utk menghina, membully apalg ngatain org goblok. Bercandamu enggak lucu, Miftah,” cuit Umar di akun Twitternya.
Rasulullah gak pernah mengajarkan kita utk menghina, membully apalg ngatain org goblok dll berdakwah.
— Umar Al Chelsea (@UmarHasibuan__) December 2, 2024
Becandamu gak lucu miftah. Keterlaluan mulutmu menghina org gak mampu. Apa pendapat kalian ges sm miftah ini? pic.twitter.com/bw1u0TKKyn
Selain itu, mantan staf khusus Menteri Keuangan, Yustinus Prastowo, mengajak masyarakat untuk mendukung penjual es teh tersebut. Dalam cuitannya, ia menyebut pekerjaan penjual es teh itu mulia dan martabatnya setara dengan semua orang.
Ia bahkan berharap informasi kontak pedagang tersebut bisa segera ditemukan agar masyarakat bisa membantu.
Dukungan kepada penjual es teh itu semakin meluas setelah seorang netizen menemukan identitasnya. Netizen ini juga membuka donasi bagi pedagang yang diketahui bernama Pak Pun atau Pak Dolop. Donasi tersebut ditujukan untuk membantu usahanya.
Di tengah ramainya kritik, Kuasa Hukum Gus Miftah, Herdiyan Saksono, membela kliennya. Ia menyebut ucapan Gus Miftah sebagai bentuk guyonan dalam penyampaian syiar. "Itulah gaya bahasa dalam penyampaian syiar, intermezzo yang menarik perhatian khalayak," ujar Herdiyan.
Namun, Herdiyan juga menyoroti sifat warganet Indonesia yang cenderung langsung menghakimi tanpa memahami konteks secara utuh. Ia meminta publik untuk tidak memotong cerita dari keseluruhan konteks interaksi Gus Miftah dengan penjual es teh tersebut.
Meskipun ada pembelaan, banyak pihak tetap menilai candaan itu tidak pantas, terlebih dalam konteks dakwah. Netizen mengingatkan pentingnya menjaga tutur kata, terutama saat berinteraksi dengan orang kecil yang sedang berjuang mencari nafkah.