HEADLINE
Mode Gelap
Artikel teks besar

Jejak Digital Roastingan Gus Miftah ke Yati Pesek Dianggap Mesum dan Merendahkan


VAZNEWS.COM
- Nama seniman senior Yati Pesek mendadak ramai diperbincangkan setelah video yang menampilkan Gus Miftah mencandainya dengan ucapan kontroversial viral di media sosial.

Video tersebut salah satunya diunggah oleh akun X @Anak__Ogi, yang menunjukkan momen Gus Miftah menjadi dalang dalam sebuah acara pertunjukan wayang di Yogyakarta.

Dalam video tersebut, Gus Miftah membuat candaan yang dianggap menyinggung Yati Pesek. Salah satu komentarnya menyebut lagu "Bajing Loncat" sambil mengucapkan kalimat “bajingan” yang diarahkan kepada Yati.

Ucapannya ini kemudian diperparah dengan pernyataan bahwa ia bersyukur Yati memiliki wajah yang jelek, karena jika cantik, menurutnya, Yati mungkin akan menjadi seorang pekerja seks komersial.

Candaan ini sempat memicu gelak tawa dari sebagian hadirin yang menyaksikan acara tersebut. Namun, ekspresi Yati Pesek tampak menunjukkan ketidaknyamanan. Ia sempat menghela napas dan menyampaikan perasaan tersinggungnya kepada Gus Miftah. Meski begitu, peringatan dari Yati tampaknya tidak dihiraukan oleh sang ulama.

Tidak berhenti di situ, Gus Miftah kemudian menyinggung usia Yati Pesek dengan lelucon lain yang dianggap mesum dan merendahkan. Perilaku ini membuat Yati merasa sangat dihina hingga ia mengadu kepada dalang utama, Ki Warsono, yang juga hadir dalam acara tersebut.

Tindakan Gus Miftah ini segera menuai reaksi keras dari publik. Banyak yang mengecam ucapannya, mengingat Yati Pesek adalah seniman senior yang sudah berkarya sejak tahun 1964, jauh sebelum Gus Miftah lahir. Sebagai seniman yang dihormati, Yati dianggap tidak layak diperlakukan seperti itu di hadapan umum.

Sejumlah pihak juga menganggap bahwa candaan yang dilakukan Gus Miftah sudah melewati batas. Sebagai seorang tokoh agama, tindakannya tidak mencerminkan sikap yang seharusnya ia tunjukkan, terutama di depan publik. Banyak netizen menyayangkan perilaku tersebut, mengingat statusnya sebagai panutan.

Di sisi lain, peristiwa ini justru mengingatkan kembali akan kiprah Yati Pesek di dunia seni. Yati bukan hanya seorang seniman biasa; ia adalah simbol perjuangan dalam melestarikan seni tradisional Indonesia. Kontroversi ini membuat banyak orang kembali mengapresiasi perjalanan karier panjangnya.

Kisah ini menjadi pelajaran penting bagi masyarakat dan tokoh publik tentang pentingnya menjaga etika dan menghormati sesama, terutama mereka yang telah berjasa besar dalam seni dan budaya.

Posting Komentar