Prank Gus Miftah ke Penjual Es Teh Viral, Warganet Buka Donasi
Foto: Youtube Channel Miftah Entertainment
VAZnews.com - Interaksi Gus Miftah
dengan seorang penjual es teh dalam acara Magelang Bersholawat menjadi viral
di media sosial. Dalam video yang beredar, Gus Miftah terlihat bercanda dengan
menyebut kata-kata seperti "goblok" kepada pedagang tersebut.
Aksi ini memicu kritik dari berbagai kalangan. Umar Hasibuan, seorang aktivis media sosial, menilai guyonan tersebut tidak lucu dan tidak sesuai dengan ajaran Islam. "Bercandamu enggak lucu, Miftah. Keterlaluan mulutmu menghina orang nggak mampu," tulisnya di Twitter.
Rasulullah gak pernah mengajarkan kita utk menghina, membully apalg ngatain org goblok dll berdakwah.
— Umar Al Chelsea (@UmarHasibuan__) December 2, 2024
Becandamu gak lucu miftah. Keterlaluan mulutmu menghina org gak mampu. Apa pendapat kalian ges sm miftah ini? pic.twitter.com/bw1u0TKKyn
Sementara itu, mantan staf khusus Menteri Keuangan, Yustinus Prastowo, mengajak netizen untuk mendukung penjual es teh tersebut.
Prastowo menyebut pekerjaan pedagang tersebut sebagai pekerjaan mulia. Ia juga berharap bisa mendapatkan informasi kontak pedagang untuk memberikan bantuan.
Yuk kita support bareng2🙏🏻 Bapak penjual es teh ini melakukan pekerjaan mulia. Martabat beliau pun terhormat dan setara dengan kita semua. Semoga lekas kita dapatkan kontaknya. https://t.co/CAgB9PL6Vc
— Prastowo Yustinus (@prastow) December 3, 2024
Tanggapan netizen tidak berhenti di sana. Seorang pengguna media sosial berhasil menemukan identitas penjual es teh itu, yang diketahui bernama Pak Pun atau Pak Dolop dari Magelang. Ia bahkan membuka donasi untuk membantu pedagang tersebut, dengan janji akan mempublikasikan dokumentasi penyerahan donasi.
Kuasa Hukum Gus Miftah, Herdiyan Saksono, memberikan klarifikasi terkait video tersebut. Menurut Herdiyan, kata-kata Gus Miftah merupakan bagian dari gaya penyampaian syiar yang bersifat guyon. Ia meminta masyarakat untuk tidak langsung menghakimi hanya berdasarkan potongan video.
Namun, klarifikasi ini tidak menghentikan kritik. Banyak pihak merasa bahwa guyonan tersebut tidak pantas, terutama ketika melibatkan orang kecil yang berjuang mencari nafkah. Beberapa netizen bahkan menyarankan agar dakwah dilakukan dengan tutur kata yang lebih santun.
Peristiwa ini juga membuka diskusi lebih luas tentang cara berdakwah yang baik. Banyak yang berharap kejadian ini menjadi pelajaran untuk lebih menghormati martabat semua orang, tanpa memandang status sosial mereka.