Trump Akui Menang Pilpres Berkat TikTok, Nasib Medsos Asal Tiongkok di Ujung Tanduk
VAZNEWS.COM - Nasib TikTok di Amerika Serikat (AS) masih menjadi isu panas menjelang ancaman pemblokiran yang direncanakan tahun depan.
Presiden AS terpilih Donald Trump mengakui bahwa aplikasi berbagi video asal Tiongkok tersebut berperan penting dalam sebagian kemenangannya pada Pilpres 2024, terutama di kalangan pemilih muda.
"Saya menang di kalangan muda dengan 34 poin. Ada yang mengatakan TikTok berhubungan dengan (kemenangan) itu," ujar Trump dalam konferensi pers pada Senin (16/12/2024), seperti dikutip dari NBC News.
Pernyataan ini menjadi sorotan, mengingat Trump pernah berupaya melarang TikTok pada masa jabatan pertamanya sebagai presiden pada 2020.
Meskipun begitu, Trump tidak mengungkapkan secara langsung rencana pertemuannya dengan CEO TikTok Shou Zi Chew yang dilaporkan akan berlangsung di resor Mar-a-Lago miliknya di Palm Beach, Florida. Pertemuan ini, menurut laporan NBC News, kemungkinan menjadi upaya TikTok untuk membahas masa depan aplikasinya di AS.
TikTok menghadapi ancaman pemblokiran permanen jika tidak memisahkan diri dari induk perusahaannya, ByteDance, yang berbasis di Tiongkok. Pemerintah AS menilai hubungan TikTok dengan ByteDance dapat membahayakan keamanan nasional, khususnya terkait pengelolaan data pengguna di AS.
Untuk menghadapi ancaman ini, TikTok telah menempuh berbagai langkah hukum, termasuk mengajukan banding dan permintaan darurat kepada Mahkamah Agung guna menunda pelaksanaan kebijakan tersebut. Langkah ini dilakukan agar TikTok dapat meninjau kembali kasusnya dan mempertimbangkan opsi lain untuk tetap beroperasi di AS.
Tenggat waktu pemisahan TikTok dari ByteDance telah ditetapkan pada 19 Januari 2025. Jika TikTok gagal memenuhi persyaratan ini, aplikasi tersebut akan diblokir secara permanen. Ironisnya, Trump dijadwalkan dilantik kembali sebagai presiden sehari setelah tenggat waktu tersebut, yaitu pada 20 Januari 2025.
TikTok berharap pemerintahan baru di bawah Trump dapat memberikan kelonggaran atau bahkan membatalkan kebijakan tersebut. Sebagai platform yang memiliki 170 juta pengguna aktif di AS, TikTok berperan besar dalam menciptakan ruang bagi kebebasan berekspresi, yang menjadi salah satu argumen utama mereka dalam melawan larangan tersebut.
Apakah pertemuan Trump dan Chew akan memberikan solusi bagi nasib TikTok di AS, atau justru memperkuat ancaman pemblokirannya? Keputusan ini tidak hanya berdampak pada kelangsungan aplikasi tersebut, tetapi juga menjadi titik penting dalam dinamika hubungan politik, teknologi, dan regulasi data di era global.