Video Lawas Seniman Senior Yati Pesek di Roasting Gus Miftah Viral, Apa yang Terjadi?
VAZNEWS.COM - Yati Pesek adalah bukti bahwa seni dapat menjadi kekuatan untuk menghadapi segala tantangan hidup. Lahir di Yogyakarta pada 1952, Yati harus menghadapi kenyataan pahit menjadi yatim piatu sejak usia 12 tahun.
Namun, ia tidak menyerah. Justru kehilangan itu membuatnya semakin bertekad untuk meneruskan jejak seni keluarganya.
Ayah Yati adalah pengrawit, sementara ibunya seorang penari. Sejak kecil, Yati telah diajarkan nilai-nilai seni oleh orang tuanya. Ketika keduanya meninggal, Yati memilih untuk melanjutkan cita-cita keluarga di dunia seni. Ia memulai kariernya di seni tobong, yang pada masa itu dipandang sebelah mata oleh sebagian masyarakat.
Kerja keras Yati akhirnya membuahkan hasil. Pada tahun 1964, ia bergabung dengan Wayang Orang Jati Mulya, yang membuka pintu bagi kariernya di dunia seni pertunjukan. Yati terus berkembang dengan bergabung ke berbagai kelompok seni dan mendapatkan pengakuan sebagai seniman berbakat.
Meski memiliki latar belakang pendidikan formal yang terbatas, Yati tidak pernah berhenti belajar. Ia terus mengasah kemampuannya melalui berbagai pertunjukan seni. Pada tahun 1980, Yati mendapat kesempatan emas tampil di acara TVRI yang membuat namanya dikenal di seluruh Indonesia.
Selain sukses di seni tradisional, Yati Pesek juga merambah dunia film dan sinetron. Film Serangan Fajar (1982) menjadi tonggak penting dalam perjalanan kariernya sebagai aktris. Hingga kini, Yati dikenal sebagai sosok yang multitalenta dalam seni tradisional maupun modern.
Di tengah kariernya yang gemilang, Yati tidak pernah melupakan akarnya sebagai seniman tradisional. Ia terus berkontribusi dalam melestarikan budaya Indonesia melalui wayang dan ketoprak. Perjuangannya menjadi contoh nyata bahwa seni tradisional masih relevan dan layak dijaga.
Kasus hinaan Gus Miftah yang baru-baru ini viral menambah sorotan terhadap sosok Yati Pesek. Banyak yang kembali mengapresiasi perjalanan hidupnya yang penuh dengan perjuangan dan dedikasi.
Terlalu sering menghina dan merendahkan orang lain itu bkn khilaf asuuuu!!!
— Anak ogi (@Anak__Ogi) December 5, 2024
Pesan unk semua pembela Miftah.
PBNU, @yusuf_ch, ceboker dll 🖕 pic.twitter.com/qSgPB7vKk0
Yati Pesek bukan hanya seorang seniman; ia adalah simbol ketangguhan dan dedikasi terhadap seni dan budaya Indonesia. Perjalanan hidupnya menginspirasi banyak orang untuk terus berkarya meski dihadapkan dengan berbagai rintangan.