VAZNEWS.COM – BI atau Bank Indonesia merilis utang luar negeri (ULN) Indonesia pada kuartal I 2019 tercatat senilai US$ 387,6 miliar atau setara dengan Rp 5.542,6 triliun dengan kurs Rp 14.300 per Dollar.
Hutang Indonesia Menumpuk Dimana-mana, Berikut Rinciannya. Catatan dari BI untuk ULN pemerintah menunjukkan angka US$ 187,7 miliar atau tumbuh 3,6%. Sementara itu untuk utang luar negeri swasta tercatat US$ 197,1 miliar atau tumbuh 12,8% dibandingkan kuartal sebelumnya.
[the_ad id=”1235″]Kira-kira negara mana saja yang memberikan utang kepada Indonesia? berikut rinciannya.
Dari data statistik utang luar negeri Indonesia (SULNI) per kuartal I 2019, negara yang paling banyak memberikan utang ke Indonesia adalah Singapura yakni sebesar US$ 64 miliar, kemudian diposisi kedua ada Jepang dengan rincian US$ 29,01 miliar, lalu diurutan ketiga ada Amerika Serikat (AS) dengan nilai hutang US$ 21,3 miliar.
Kemudian selanjutnyaada negara China dengan jumlah US$ 17,9 miliar, kemudian Hong Kong, US$ 15 miliar dan negara Asia lainnya dengan jumlah utang mencapai US$ 10,4 miliar.
Berikutnya kreditor atau pemberi utang adalah negara Belanda dengan nilai utang luat negeri sebesar US$ 8,3 miliar.
Selain negara-negara di atas, ada juga gabungan sindikasi negara-negara yang memberikan pinjaman yang nilainya mencapai US$ 6,6 miliar.
Korea Selatan juga merupakan salah satu pemberi pinjaman ke pemerintah Indonesia yakni dengan nilai US$ 6,3 miliar.
Jerman juga termasuk negara yang memberikan pinjaman ke Indonesia sebesar US$ 4,6 miliar. Kemudian ada juga Prancis yang memberikan pinjaman US$ 4,1 miliar. Inggris juga tidak ketinggalan memberikan pinjaman sejumlah US$ 3,2 miliar.
Ada juga Negara Amerika lainnya yang juga menggelontorkan pinjaman sebesar US$ 2,6 miliar. Negara Eropa lainnya memberi utang sejumlah US$ 1,9 miliar. Kemudian tak ketinggalan Australia memberikan pinjaman US$ 1,2 miliar.
Namun demikian BI mengaku utang Indonesia masih terkendali dengan struktur yang tetap sehat. ULN Indonesia didominasi oleh ULN berjangka panjang yang memiliki pangsa 86,1% dari total ULN.
[the_ad id=”1235″]Seperti dilansir dari laman detik financeBI mengatakan “Dengan perkembangan tersebut, meskipun ULN Indonesia mengalami peningkatan, namun masih terkendali dengan struktur yang tetap sehat,” tulis keterangan resmi BI, dikutip Sabtu (18/5/2019).
BI dan Pemerintah tetap berkoordinasi memantau perkembangan utang luar negeri dan berusaha mengoptimalkan perannya dalam mendukung pembiayaan pembangunan, dengan meminimalkan risiko yang mungkin dapat memengaruhi stabilitas perekonomian Indonesia. [dtk]